Foto : Ilustrasi |
MEMBACA kisah
para sahabat yang sezaman dengan Nabi, pastinya ada rasa cemburu dihati kita
terhadap mereka yang berkesempatan melihat wajah sang Nabi, membantu Nabi dalam
perjuangannya, serta mendengarkan secara langsung sabda-sabdanya. Tak
terbayangkan alangkah indahnya.
Dalam sebuah kisah, dikatakan ada
seorang prajurit yang menuntut Rasulullah. Prajurit itu dipukul diperutnya
kerena keluar dari barisan, pada saat Rasulullah sedang merapikan barisan
pasukan perang kaum muslimin.
Sesungguhnya Rasulullah bertujuan
agar barisan pasukan perang kaum muslimin kokoh.
Sebagaimana Firman Allah :
"Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan
mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh"
Maka dari itu, Rasulullah memukul
perut Sawad yang terlihat keluar dari barisan, sambil berucap, "Hei Sawad,
luruskan barisanmu!"
Namun Sawad malah berkata
"Wahai Rasulullah, anda telah menyakiti saya, padahal Allah telah mengutus
anda dengan membawa kebenaran dan keadilan. Maka, berikanlah kesempatan kepada
saya untuk mengkisasmu".
Apa yang terjadi? Bukannya marah
karena ucapan Sawad yang terdengar lancang, Rasulullah malah membuka perut
beliau sambil berkata, "Hai Sawad, silahkan pukul saya".
Apakah Sawad melakukannya? Tentu
tidak! Sawad malah melakukan sebaliknya. Dia serta-merta memeluk perut
Rasulullah sambil menciumi perut beliau.
Lalu Rasulullah bertanya,
"Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?"
Sawad menjawab, "Wahai
Rasulullah, Waktu perang sebagaimana yang anda saksikan telah tiba. Maka saya
berkeinginan agar akhir pertemuan saya dengan anda disudahi dengan bersentuhnya
kulit saya dengan kulitmu".
Setelah mendengar alasan Sawad,
Rasulullah langsung mendoakan Sawad dengan do'a yang baik.
Dari kisah ini, kita dapat
melihat kecerdasan Sawad dalam menarik perhatian orang yang paling agung
dihadapannya, yakni Rasulullah. Sawad bukanlah pembangkang yang keluar dari
barisan untuk menentang perintah Rasulullah yang saat itu sedang merapikan
barisan, justru dia ingin mendapat kesempatan mendapat berkah dari menyetuh
kulit sang Nabi sebelum berperang. Sungguh kisah yang sangat mengharukan.
[Nurhalimah] /Dhi