FOTO Ilustrasi |
PKI : TAHUN 1914 s/d 1945
WASATHA.COM – Bismillaah Wal Hamdulillaah …
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah …
Kronologis
Bulan Mei 1914 : PKI didirikan
oleh Tokoh Komunis Belanda, Henk Sneevliet bersama dengan 85 anggota dari dua
Partai Sosialis Belanda : SDP dan SDAP, dengan nama Indies Social Democratic
Association, dalam Bahasa Belandanya : Indische Sociaal Democratische Vereeniging
disingkat ISDV, yang pada mulanya merupakan Asosiasi Buruh di pelabuhan, dan
berada dalam yuridksi Pemerintah Hindia Belanda.
Bulan Oktober 1915 : ISDV
mendirikan Surat Kabar berbahasa Belanda ”Het Vrije Woord” artinya ”Kata yang
Merdeka”, dengan editor Adolf Baars.
Tahun 1917 : Kelompok Reformis
keluar dari ISDV dan membentuk Partai Demokrat Sosial Hindia, sedang ISDV terus
bergerak dan menerbitkan koran berbahasa Indonesia ”Soeara Merdeka”.
Tahun 1917 : ISDV membentuk Blok
Anti Kapitalis bersama Syarikat Islam, sehingga ISDV berhasil merekrut sejumlah
anggota SI untuk ditarik ke ISDV, antara lain : Semaun (SI Surabaya) dan
Darsono (SI Solo) serta Tan Malaka (SI Sumatra).
Tahun 1917 : ISDV membentuk DEWAN
SOVIET yang berontak kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan
Pemerintahan Komunis Hindia Belanda, meniru Revolusi Rusia, sehingga sejumlah
Pimpinan ISDV ditangkap dan dipulangkan oleh Pemerintah Hindia Belanda ke
Belanda, termasuk Henk Sneevliet. Namun ISDV tidak dibubarkan oleh Pemerintah
Hindia Belanda.
Bulan Mei 1920 : ISDV melalui
Kongresnya di Semarang mengubah nama menjadi Perserikatan Komunis di Hindia
(PKH) dengan Ketua Semaun dan Wakil Ketua Darsono, serta tiga dari lima anggota
Komitenya ada orang Belanda. Dan PKH pun resmi menjadi anggota Komunis
Internasional (Komintern).
Tahun 1921 : Henk Sneevliet
mewakili PKH secara resmi dalam Kongres II Komunis Internasional.
Tahun 1921 : Syarikat Islam (SI)
pecah kongsi dengan ISDV, dan kader-kader SI yang direkrut ISDV pun keluar dari
SI, dan membentuk Syarikat Rakyat (SR) atau disebut juga SI Merah dipimpin
Semaun, sedang Syarikat Islam disebut juag SI Hijau dipimpin oleh HOS
Tjokroaminoto.
Akhir tahun 1921 : ISDV melakukan
pemogokan Buruh, sehingga Semaun dan Tan Malaka ditangkap, dan keduanya dibuang
ke Rusia.
Bulan Mei 1922 : Semaun kembali
dari Moskow – Rusia setelah selama 7 bulan dibuang kesana.
Tanggal 22 September 1922 :
Semaun membentuk Serikat Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Persatuan
Vakbonded Hindia).
Tahun 1924 : Kongres Komintern V
menetapkan bahwa Komunis harus menguasai dan mengontrol seluruh Persatuan Buruh
di Dunia, karena tidak mungkin ada revolusi yang sukses tanpa persatuan kelas
buruh.
Tahun 1924 : PKH merubah nama
jadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Tahun 1925 : Dua Pimpinan PKI,
Muso dan Alimin, menyerukan revolusi utuk menggulingkan Pemeritah Hindia
Belanda yang berkuasa untuk menggantinya dengan Pemerintah Komunis Hindia
Belanda.
Bulan November 1926 : PKI
berontak terhadap Pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk Pemerintah Komunis
Hindia Belanda. Ribuan Buruh dan Petani dikorbankan PKI untuk memenuhi syahwat
politik komunismenya, di antara mereka ada yang digantung dan ada yang
dipenjara, serta ada juga yang dibuang ke Tanah Merah – Digul.
Tahun 1927 : Pemerintah Hindia
Belanda membubarkan PKI dan menangkap para pimpinannya serta mebuangnya ke
Moskow – Rusia.
Tahun 1935 : Muso kembali dari
Moskow untuk menata kembali Gerakan Bawah Tanah PKI di Indonesia.
Tahun 1936 : Muso kembali lagi ke
Moskow dan dari Moskow mengontrol dan mengendalikan Gerakan Bawah Tanah PKI di
Indonesia.
Analisa dan Kesimpulan
1. PKI adalah orsospol yang murni
pada mulanya merupakan bentukan para aktivis Partai Komunis Belanda yaitu : SDP
dan SDAP, serta berada di bawah kontrol Pemerintah Hindia Belanda.
2. Pemberontakan PKI di tahun
1917 dan tahun 1926-1927 BUKAN UNTUK KEMERDEKAAN RI, tapi semata-mata hanya
untuk membentuk Pemerintah Komunis Hindia Belanda.
3. Sejak PKI didirikan TIDAK ADA
sedikit pun Kontribusi PKI dalam perjuangan Kemerdekaan RI.
4. Sejak awal berdiri PKI selalu
mengeksploitasi BURUH dan TANI serta mengorbankan mereka dalam sepak terjangnya
untuk mencapai tujuan-tujuan politik komunismenya.
5. Kiblat Perjuangan PKI adalah
UNI SOVIET, sehingga PKI tidak memiliki ruh KEBANGSAAN INDONESIA.
Laa Haula Wa
Laa Quwwata illaa Billaah …
PKI : TAHUN
1945 s/d 1965
Bismillaah
Wal Hamdulillaah …
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah …
Kronologis
1. Tanggal 8 Oktober 1945 : Gerakan Bawah Tanah PKI membentuk API (Angkatan
Pemuda Indonesia) dan AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia).
2. Medio Oktober 1945 : AMRI
Slawi pimpinan Sakirman dan AMRI Talang pimpinan Kutil menteror, menangkap dan
membunuh sejumlah pejabat pemerintah di Tegal.
3. Tanggal 17 Oktober 1945 :
Tokoh Komunis Banten Ce’ Mamat yang terpilih sebagai Ketua KNI (Komite Nasional
Indonesia) membentuk DPRS (Dewan Pemerintahan Rakyat Serang) dan merebut
pemerintahan Keresidenan Banten melalui teror dengan kekuatan massanya.
4. Tanggal 18 Oktober 1945 :
Badan Direktorium Dewan Pusat yang dipimpin Tokoh Komunis Tangerang, Ahmad
Khoirun, membentuk laskar yang diberi nama Ubel-Ubel dan mengambil alih
kekuasaan pemerintahan Tangerang dari Bupati Agus Padmanegara.
5. Tanggal 21 Oktober 1945 : PKI
dibangun kembali secara terbuka.
6. Tanggal 4 November 1945 : API
dan AMRI menyerbu Kantor Pemda Tegal dan Markas TKR, tapi gagal. Lalu membentuk
Gabungan Badan Perjuangan Tiga Daerah untuk merebut kekuasaan di Keresidenan
Pekalongan yang meliputi Brebes, Tegal dan Pemalang.
7. Tanggal 9 Desember 1945 : PKI
Banten pimpinan Ce’ Mamat menculik dan membunuh Bupati Lebak, R. Hardiwinangun,
di Jembatan Sungai Cimancak.
8. Tanggal 12 Desember 1945 :
Ubel-Ubel Mauk yang dinamakan Laskar Hitam di bawah pimpinan Usman membunuh
Tokoh Nasional Oto Iskandar Dinata.
9. Tanggal 12 Februari 1946 : PKI
Cirebon di bawah pimpinan Mr.Yoesoef dan Mr.Soeprapto membentuk Laskar Merah
merebut kekuasaan Kota Cirebon dan melucuti TRI.
10. Tanggal 14 Februari 1946 :
TRI merebut kembali Kota Cirebon dari PKI.
11. Tanggal 3 – 9 Maret 1946 :
PKI Langkat – Sumatera di bawah pimpinan Usman Parinduri dan Marwan dengan
gerakan massa atas nama revolusi sosial menyerbu Istana Sultan Langkat Darul
Aman di Tanjung Pura dan membunuh Sultan bersama keluarganya serta menjarah
harta kekayaannya.
12. Tahun 1947 : Kader PKI Amir
Syarifuddin Harahap berhasil jadi PM Republik Indonesia dan membentuk kabinet.
13. Tanggal 17 Januari 1948 : PM
Amir Syarifuddin Harahap menggelar Perjanjian Renville dengan Belanda.
14. Tanggal 23 Januari 1948 :
Presiden Soekarno membubarkan Kabinet PM Amir Syarifuddin Harahap dan menunjuk
Wapres M Hatta untuk membentuk Kabinet baru.
15. Bulan Januari 1948 : PKI
membentuk FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin
untuk beroposisi terhadap Kabinet Hatta.
16. Tanggal 29 Mei 1948 : M.Hatta
melakukan ReRa (Reorganisasi dan Rasionalisasi) terhadap TNI dan PNS untuk
membersihkannya dari unsur-unsur PKI.
17. Bulan Mei 1948 : Muso pulang
kembali dari Moskow – Rusia setelah 12 (dua belas) tahun tinggal disana.
18. Tanggal 23 Juni – 18 Juli
1948 : PKI Klaten melalui SARBUPRI (Serikat Buruh Perkebunan Republik
Indonesia) melakukan pemogokan massal untuk merongrong pemerintah RI.
19. Tanggal 11 Agustus 1948 :
Muso memimpin FDR / PKI dan merekonstruksi Politbiro PKI, termasuk DN. Aidit,
MH Lukman dan Nyoto.
20. Tanggal 13 Agustus 1948 :
Muso bertemu dengan Presiden Soekarno dan diminta untuk memperkuat Perjuangan
Revolusi, namun dijawab bahwa dia pulang untuk menertibkan keadaan, yaitu untuk
membangun dan memajukan FDR / PKI.
21. Tanggal 19 Agustus 1948 : PKI
Surakarta membuat KERUSUHAN membakar pameran HUT RI ke-3 di Sriwedari –
Surakarta, Jawa Tengah.
22. Tanggal 26 – 27 Agustus 1948
: Konferensi PKI
23. Tanggal 31 Agustus 1948 : FDR
dibubarkan, lalu Partai Buruh dan Partai Sosialis berfusi ke PKI.
24. Tanggal 5 September 1948 :
Muso dan PKI nya menyerukan RI agar berkiblat ke UNI SOVIET.
25. Tanggal 10 September 1948 :
Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo dan dua perwira polisi dicegat massa PKI di
Kedunggalar – Ngawi dan dibunuh, serta jenazahnya dibuang di dalam hutan.
26. Medio September 1948 : Dr.
Moewardi yang bertugas di Rumah Sakit Solo dan sering menentang PKI diculik dan
dibunuh oleh PKI, begitu juga Kol. Marhadi diculik dan dibunuh oleh PKI di
Madiun, kini namanya jadi nama Monumen di alun-alun Kota Madiun.
27. Tanggal 13 September 1948 :
Bentrok antara TNI pro pemerintah dengan unsur TNI pro PKI di Solo.
28. Tanggal 17 September 1948 :
PKI menculik para Kyai Pesantren Takeran di Magetan. KH Sulaiman Zuhdi Affandi
digelandang secara keji oleh PKI dan dikubur hidup-hidup di sumur pembantaian
Desa Koco, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Di sumur tersebut ditemukan 108
(seratus delapan) kerangka jenazah korban kebiadaban PKI. Selain itu, ratusan
orang ditangkap dan dibantai PKI di Pabrik Gula Gorang Gareng.
29. Tanggal 18 September 1948 :
Kolonel Djokosujono dan Sumarsono mendeklarasikan NEGARA REPUBLIK SOVIET
INDONESIA dengan Muso sebagai Presiden dan Amir Syarifoeddin Harahap sebagai
Perdana Menteri.
30. Tanggal 19 September 1948 :
Soekarno menyerukan rakyat Indonesia untuk memilih Muso atau Soekarno – Hatta.
Akhirnya, Pecah perang di Madiun : Divisi I Siliwiangi pimpinan Kol. Soengkono
menyerang PKI dari Timur dan Divisi II pimpinan Kol. Gatot Soebroto menyerang
PKI dari Barat
31. Tanggal 19 September 1948 :
PKI merebut Madiun, lalu menguasai Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek,
Ngawi, Purwantoro, Sukoharjo, Wonogiri, Purwodadi, Kudus, Pati, Blora, Rembang
dan Cepu serta kota-kota lainnya.
32. Tanggal 20 September 1948 :
PKI Madiun menangkap 20 orang polisi dan menyiksa serta membantainya.
33. Tanggal 21 September 1948 :
PKI Blitar menculik dan menyembelih Bupati Blora Mr. Iskandar dan Camat
Margorojo – Pati Oetoro, bersama tiga orang lainnya yaitu Dr.Susanto, Abu Umar
dan Gunandar, lalu jenazahnya dibuang ke sumur di Dukuh Pohrendeng Desa
Kedungringin Kecamatan Tujungan Kabupaten Blora.
34. Tanggal 18 – 21 September
1948 : PKI menciptakan 2 (Dua) Ladang Pembantaian / Killing Fields dan 7
(Tujuh) Sumur Neraka di MAGETAN untuk membuang semua jenazah korban yang mereka
siksa dan bantai :
a. Ladang Pembantaian Pabrik Gula
Gorang Gareng di Desa Geni Langit.
b. Ladang Pembantaian Alas Tuwa di Desa Geni Langit.
c. Sumur Neraka Desa Dijenan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Magetan.
d. Sumur Neraka Desa Soco I Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
e. Sumur Neraka Desa Soco II Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
f. Sumur Neraka Desa Cigrok Kecamatan Kenongomulyo Kabupaten Magetan.
g. Sumur Neraka Desa Pojok Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan.
h. Sumur Neraka Desa Bogem Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan
i. Sumur Neraka Desa Batokan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Magetan.
35. Tanggal 30 September 1948 :
Panglima Besar Sudirman mengumumkan bahwa tentara Pemerintah RI berhasil
merebut dan menguasai kembali Madiun. Namun Tentara PKI yang lari dari Madiun
memasuki Desa Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Dungus dan membantai semua
tawanan yang terdiri dari TNI, Polisi, pejabat pemerintah, Tokoh Masyarakat dan
Ulama serta Santri.
36. Tanggal 4 Oktober 1948 : PKI
membantai sedikitnya 212 tawanan di ruangan bekas Laboratorium dan gudang
dinamit di Tirtomulyo Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
37. Tanggal 30 Oktober 1948 :
Para Pimpinan Pemberontakan PKI di Madiun ditangkap dan dihukum mati, seperti
Muso, Amir Syarifuddin, Suripno, Djokosujono, Maruto Darusman, Sajogo, dan
lainnya.
38. Tanggal 31 Oktober 1948 :
Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH
Lukman dan Nyoto pergi ke pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).
39. Akhir November 1948 : seluruh
pimpinan PKI Muso berhasil dibunuh atau ditangkap, dan seluruh daerah yang
semula dikuasai PKI berhasil direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan,
Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.
40. Tanggal 19 Desember 1948 :
Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.
41. Tahun 1949 : PKI tetap tidak
dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan rekontruksi PKI dan tetap tumbuh
berkembang hingga tahun 1965.
42. Awal Januari 1950 :
Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu masyarakat yang datang dari
berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek,
melakukan pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi para
korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 kerangka mayat yang 68 dikenali
dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 kerangka
mayat yang semuanya berhasil diidentifikasi. Para korban berasal dari berbagai
kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.
43. Tahun 1950 : PKI memulai
kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.
44. Tanggal 6 Agustus 1951 :
Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas
semua senjata api yang ada.
45. Tahun 1951 : Dipa Nusantara
Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yang sepenuhnya mendukung Presiden
Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari
pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.
46. Tahun 1955 : PKI ikut Pemilu
pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan
NU.
47. Tanggal 8 – 11 September 1957
: Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang – Sumatera Selatan
mengharamkan ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan
Dekrit Pelarangan PKI dan semua mantel organisasinya, tapi ditolak oleh
Soekarno.
48. Tahun 1958 : Kedekatan
Soekarno dengan PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi
melakukan koreksi hingga melakukan pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu
MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI
49. Tanggal 15 Februari 1958 :
Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi mendeklarasikan Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun pemberontakkan ini berhasil
dikalahkan dan dipadamkan.
50. Tanggal 11 Juli 1958 : DN
Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di
Berlin.
51. Bulan Agustus 1959 : TNI
berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun kongres tersebut tetap berjalan karena
ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.
52. Tahun 1960 : Soekarno
meluncurkan slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang didukung penuh
oleh PNI, NU dan PKI. Dengan demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian
dari Pemerintahan RI.
53. Tanggal 17 Agustus 1960 :
Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960
tertanggal 17 Agustuts 1960 tentang PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin
Indonesia) dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam pemberotakan PRRI,
padahal hanya karena ANTI NASAKOM.
54. Pertengahan Tahun 1960 :
Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan
mencapai 2 (dua) juta orang.
55. Bulan Maret 1962 : PKI resmi
masuk dalam pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno
sebagai Menteri Penasehat.
56. Bulan April 1962 : Kongres
PKI.
57. Tahun 1963 : PKI memprovokasi
Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan
dibentuknya Angkatan Kelima yang terdiri dari BURUH dan TANI untuk
dipersenjatai dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara” melawan
Malaysia.
58. Tanggal 10 Juli 1963 : Atas
desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal
10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia),
lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.
59. Tahun 1963 : Atas desakan dan
tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti
PKI, antara lain : KH. Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH. Isa Anshari,
KH. Mukhtar Ghazali, KH. EZ. Muttaqin, KH. Soleh Iskandar, KH. Ghazali Sahlan
dan KH. Dalari Umar.
60. Bulan Desember 1964 : Chaerul
Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yang didirikan oleh
mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.
61. Tanggal 6 Januari 1965 : Atas
desakan dan tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1 / KOTI / 1965
tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah
memfitnah PKI
62. Tanggal 13 Januari 1965 : Dua
sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerang
dan menyiksa peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro
Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan pelajar wanitanya, dan
juga merampas sejumlah Mush-haf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.
63. Awal Tahun 1965 : PKI dengan
3 juta anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI
memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh
Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA
(Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).
64. Tanggal 14 Mei 1965 : Tiga
sayap organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut perkebunan negara di
Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan menangkap dan menyiksa
serta membunuh Pelda Sodjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet
IX Bandar Betsi.
65. Bulan Juli 1965 : PKI
menggelar pelatihan militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim
dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara”, dan dibantu oleh unsur
TNI Angkatan Udara.
66. Tanggal 21 September 1965 :
Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965
tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat
memusuhi PKI.
67. Tanggal 30 September 1965
Pagi : Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.
68. Tanggal 30 September 1965
Malam : Terjadi Gerakan G30S / PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan September
Tiga Puluh) :
a. PKI menculik dan membunuh 6
(enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur
di LUBANG BUAYA – Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen
R.Suprapto, Letjen MT Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen
Sutoyo Siswomiharjo.
b. PKI juga menculik dan membunuh
Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution.
c. PKI pun membunuh AIP KS Tubun
seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga rumah kediaman Wakil
PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan rumah Jenderal AH Nasution.
d. PKI juga menembak putri bungsu
Jenderal AH Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani
Nasution, yang berusaha menjadi perisai ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian
ia terluka tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.
e. G30S / PKI dipimpin oleh
Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan,
yaitu : Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani
dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi.
f. Selain Letkol Untung dan
kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah perwira ABRI / TNI dari berbagai
angkatan, antara lain :
– Angkatan Darat : Mayjen TNI
Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief
– Angkatan Laut : Mayor KKO
Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi
– Angakatan Udara : Men / Pangau
Laksyda Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono
– Kepolisian : Brigjen Pol.
Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.
69. Tanggal 1 Oktober 1965 : PKI
di Yogyakarta juga membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono.
Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yang telah
mengambil alih kekuasaan.
70. Tanggal 2 Oktober 1965 : Soeharto
mnegambil alih kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim
TNI AD menyerbu dan merebut pangkalan udara Halim dari PKI.
71. Tanggal 6 Oktober 1965 :
Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha
melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S,
lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.
72. Tanggal 13 Oktober 1965 :
Ormas Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di seluruh Jawa.
73. Tanggal 18 Oktober 1965 : PKI
menyamar sebagai Anshor Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan
Gambiran, lalu mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk pengajian. Saat Pemuda
Anshor Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai
Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah keracunan mereka dibantai oleh PKI
dan jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa / Kecamatan
Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshor
yang dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri,
sehingga menjadi saksi mata peristiwa. Persitiwa tragis itu disebut Tragedi
Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila
Jaya.
74. Tanggal 19 Oktober 1965 :
Anshor NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.
75. Tanggal 11 November 1965 :
PNI dan PKI bentrok di Bali.
76. Tanggal 22 November 1965 : DN
Aidit ditangkap dan diadili serta dihukum mati.
77. Bulan Desember 1965 : Aceh
dinyatakan telah bersih dari PKI.
78. Tanggal 11 Maret 1965 :
Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang
memberi wewenang penuh kepada Soeharto untuk mengambil langkah pengamanan
Negara RI.
79. Tanggal 12 Maret 1965 :
Soeharto melarang secara resmi PKI.
80. Bulan April 1965 : Soeharto
melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.
81. Tanggal 13 Februari 1966 :
Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di
muka Front Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tidak ada partai
yang pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”
82. Tanggal 5 Juli 1966 : Terbit
TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS – RI Jenderal TNI AH
Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran paham Komunisme,
Marxisme dan Leninisme.
83. Bulan Desember 1966 : Sudisman
mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1967.
84. Tahun 1967 : Sejumlah kader
PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di di
wilayah terpencil di Selatan Blitar bersama kaum Tani PKI.
85. Bulan Maret 1968 : Kaum Tani
PKI di Selatan Blitar menyerang para pemimpin dan kader NU, sehingga 60 (enam
puluh) orang NU tewas dibunuh.
86. Pertengahan 1968 : TNI
menyerang Blitar dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.
87. Dari tahun 1968 s/d 1998 :
Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang
di seluruh Indonesia dengan dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966.
88. Dari tahun 1998 s/d 2015 :
Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Angota PKI yang dibebaskan dari penjara,
beserta keluarga dan simpatisannya yang masih mengusung IDEOLOGI KOMUIS, justru
menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan
aneka gerakan pemutar balikkan fakta sejarah dan memposisikan PKI sebagai
PAHLAWAN pejuang kemerdekaan RI.
Analisa dan Kesimpulan
1. Sejak dibentuk kembali pada
tanggal 21 Oktober 1945, PKI terus bangkit dan berkembang pesat melalui POLITIK
MENGHALALKAN SEGALA CARA, mulai dari pembubaran Partai Islam dan Ormas Islam
serta penangkapan para Tokohnya, hingga penculikan dan pembunuhan Ulama dan
Umara.
2. Sejak dibentuk kembali PKI
tetap selalu mengeksploitasi BURUH dan TANI dalam sepak terjangnya untuk
mencapai tujuan-tujuan politik komunismenya.
3. PKI punya pengaruh kuat
terhadap Presiden Soekarno hingga berhasil menekan Presiden membubarkan
musuh-musuhnya seperti Partai Masyumi, Ormas GPII dan Partai Murba.
4. Kiblat Perjuangan PKI adalah
UNI SOVIET, lalu mengembangkan hubungan dengan Komunis JERMAN dan RRT, sehingga
PKI sejak lahir hingga dibubarkan tidak pernah memiliki ruh Kebangsaan
Nusantara mau pun Nasionalisme Indonesia.
5. Pemberontakan PKI tahun 1948
dan tahun 1965 adalah bukti autentik tentang PENGKHIANATAN PKI terhadap Bangsa
dan rakyat serta Negara Indonesia.
6. Sejak awal PKI didirikan lalu
dibubarkan, kemudian dibentuk kembali hingga dibubarkan kembali TIDAK ADA
sedikit pun Kontribusi PKI dalam perjuangan Kemerdekaan RI.
7. PKI berhasil merekrut
PARAPERWIRA TNI yang berhaluan kiri dari berbagai angkatan untuk mengadu-domba
mereka, serta membentuk pasukan khusus untuk melakukan teror dan pembunuhan,
seperti Pasukan Cakrabirawa saat menculik dan membunuh para Jenderal Pahlawan
Revolusi.
8. PKI bersifat KEJAM dan BIADAB
sehingga tidak segan-segan membunuh Ulama, Santri, Jenderal hingga anak-anak,
bahkan Kader NU yang merupakan Mitra PKI dalam NASAKOM diserang dan dibunuh
juga.
9. PKI layak dan patut dilarang
dan dibasmi di seluruh wilayah NKRI karena pengkhianatan dan kebiadabannya,
sehingga sikap TNI dan NU sudah benar dalam menumpas PKI, begitu juga TAP MPRS
No.XXV Tahun 1966 sudah sangat tepat,
10. Soekarno bukan PKI, tapi
sikap dan putusan kebijakannya banyak cenderung Pro PKI.
Laa Haula Wa
Laa Quwwata illaa Billaah … [Panjimas.com]