FOTO Ilustrasi |
MEMPEROLEH rezeki
merupakan keinginan setiap orang. Kita tidak pernah mengetahui kapan dezeki itu
datang menghampiri kita? Hanya Allah SWT yang mengetahui semuanya. Namun, untuk
mengundang kedatangan rezeki itu ada banyak amalan yang dapat kita lakukan.
Pertama: Iman kepada Allah,
amal shaleh, dan takwa kepada Allah Jalla
wa ‘Ala adalah sebab terbesar yang bisa mendatangkan rezeki.
Inilah asas, inti kebaikan, dan keberkahannya. Allah Ta’ala berfirman,
“Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan
dan rezeki yang mulia.” [QS. Al-Hajj: 50].
Allah Ta’ala juga berfirman dalam Al-Quran.”
“Siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu.” [QS. Ath-Thalaq: 2-3)].
Kedua: Tawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Dalam hadits dari Umar bin al-Khattab radhiallahu
‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya,
niscaya Dia akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada
burung, yang pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.” [HR.
Imam Ahmad].
Ketiga: Sabar adalah kunci
yang membuka kesulitan dan pintu kemudahan. Allah Jalla
wa ‘Ala berfirman,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).
Keempat: Doa adalah kunci
segala kebaikan di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang Allah berikan taufik
untuk berdoa, maka tidak yang menghalangi doanya terkabul. Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan menolak
doa seorang hamba dan Dia tidak akan membuat kecewa seorang mukmin. Di antara
lafdz doa yang diajarkan Alquran adalah:
“Beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling
Utama.” (QS. Al-Maidah: 114).
Siapa yang mendapatkan kesulitan dan terlilit hutang, maka hendaknya ia
memperbanyak doa kepada Allah Jalla
wa ‘Ala. Imam at-Tirmidzi dan selainnya meriwayatkan dari Ali radhiallahu ‘anhu.
“Ali radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan
bahwa seorang budak yang ingin memerdekakan dirinya pernah mendatanginya dan
berkata, “Sesungguhnya aku tidak sanggup untuk melunasi
diriku, maka tolonglah aku.” Ali bin Abi Thalib berkata,
“Maukah kamu aku ajarkan beberapa doa yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam mengajariku. Jikalau kamu mempunyai hutang seperti gunung Shir,
niscaya Allah akan melunaskan hutangmu, katakan-lah:
“Wahai Allah, cukupkanlah aku dengan harta yang
halal darimu dan berilah kekayaan kepadaku dengan kemurahaan-Mu, yang aku tidak
berharap dari selain-Mu.” (HR. Tirmidzi).
Dalam hal ini, harus terdapat niat yang benar. Saat seseorang berhutang
kepada yang lainnya, maka wajib disertai niat bersungguh-sungguh akan
mengembalikan uang tersebut. Dengan niat yang benar seperti ini, maka Allah
akan anugerahkan kepadanya rezeki dan pertolongan.
Dalam Shahih Bukhari,
dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Siapa yang mengambil harta manusia, dan ia ngin
melunasinya niscaya Allah akan melunasinya. Dan barangsiapa yang mengambilnya
(dengan niat) ingin menghilangkannya niscaya Allah akan menghancurkannya.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu
‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Tidaklah seorang hamba mempunyai niat melunasi hutangnya, melainkan ia
memiliki pertolongan dari Allah ‘Azza wa Jalla.”
Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa-i dari Maimunah radhiallahu ‘anha, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Tidaklah ada orang yang berhutang, dan Allah
mengetahui bahwa ia berniat melunasi hutangnya, melainkan Allah akan
melunasinya di dunia.”
Kelima: Bersyukur kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Bersyukur atas nikmat
yang diberikan Allah kepada kita termasuk sebab bertambahnya rezeki,
melanggengkan kenikmatan yang sudah ada, dan mendatangkan kenikmatan yang belum
diraih. Sebagaimana firman Allah Jalla
wa ‘Ala,
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.
Ibrahim: 7).
Keenam: Memperbanyak taubat
dan istighfar. Taubat kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun akan
mendatangkan rezeki dan berbagai kebaikan serta keberkahan. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu.” (QS.
Hud: 3).
Dalam ayat lain Allah berfirman :
“Maka aku katakan kepada mereka: ´Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12).
Ketujuh: Menjaga silaturahim.
Silaturahmi atau silaturahim juga termasuk di antara sebab diluaskannya rezeki
seseorang. Dalam Shahihain,
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda,
“Siapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan usianya
(dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim.”
Kedelapan: Berinfak, sedekah, dan
mendermakan harta di jalan Allah. Allah Ta’ala
berfirman,
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya
dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS.
Saba’: 39).
Dalam hadits, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Tidaklah berkurang harta karena disedekahkan.”
Kesembilan: Berikutnya adalah haji
dan umrah akan mendatangkan rezeki. Haji dan umrah dapat menghilangkan
kefakiran. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan
selainnya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan
dan dosa-dosa sebagai-mana pembakaran menghilangkan karat pada besi…”
Kesepuluh: Menikah dan mempunyai
anak. Menikah dan mempunyai anak dapat menambah dan mendatangkan rezeki. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya.” (QS. An-Nur: 32).
Allah Ta’ala juga
berfirman:
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.
Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.” (QS. Al-Isra:
31).
Demikian beberapa sebab datangnya rezeki yang bersumber dari Allah
dan Rasul-Nya. Semoga Allah memberikan kita kemampuan untuk
mengamalkannya, wallahua’lam. [Bahron Ansori |Mirajnews]