WASATHA.COM - Mantan Ketua Parlemen Singapura, Halimah Yacob dipastikan akan
menjadi presiden muslimah pertama di Singapura setelah menjadi satu-satunya
kandidat yang memenuhi syarat pemilu presiden 2017.
Tidak hanya itu, Halimah yang juga berhijab ini akan menjadi
pemimpin Singapura pertama dari etnis Melayu dalam 47 tahun terakhir.
Kepastian
akan duduknya Halimah di kursi Presiden Singapura didapat setelah dua kandidat
lainnya gagal lolos uji kelayakan.
Halimah akan dilantik menjadi Presiden Singapura pada Rabu
(13/9/2017) setelah dinyatakan sebagai satu-satunya kandidat yang
memenuhi syarat. Dua kandidat rival Halimah, Mohamed Salleh Marican dan
Farid Khan gagal memenuhi syarat meski nominasi presiden resmi ditutup besok.
Halimah
menjadi sorotan dunia karena ia berasal dari etnis Melayu yang selama ini
langka jadi pemimpin negeri Merlion itu.
Politisi Melayu muslim ini lahir 23 Agustus 1954. Ia pernah
menjadi anggota People’s Action Party (PAP) atau Partai
Aksi Rakyat yang kemudian menjadi Ketua Parlemen dari Januari 2013 hingga
Agustus 2017.
Kegembiraan
terpancar di mata para aktivis perempuan Singapura ketika Elections
Department (ELD), atau badan urusan pemilu di Singapura
mengeluarkan pernyataan pers yang mengatakan hanya ada satu calon presiden yang
berhasil mendapatkan sertifikasi kelayakan dari Presidential Election Committee PEC
dan Community
Committeeuntuk menjadi presiden Singapura berikutnya. Dari lima
calon yang ada, hanya satu orang yang mendapatkan kedua sertifikasi itu dan
karenanya berdasarkan undang-undang ia berhak menjadi presiden.
Pada 7
Agustus 2017, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Parlemen dan
anggota PAP karena menjadi kandidat untuk pemilihan presiden Singapura 2017.
Halimah menyelesaikan gelar LLB (Bachelor Legum Of Law) di University of
Singapore pada tahun 1978.
Pada tahun 2001, ia menyelesaikan gelar LLM (The Master of Laws)
di National University of Singapore, dan mendapat gelar Doktor Kehormatan dari
National University of Singapore pada 7 Juli 2016.
Perempuan ini
pernah bekerja sebagai praktisi hukum di Kongres Serikat Perdagangan Nasional
pada tahun 1992.
Ia ditunjuk sebagai direktur Institut Studi Ketenagakerjaan
Singapura (sekarang dikenal sebagai Institut Studi Ketenagakerjaan Ong Teng
Cheong) pada tahun 1999.
Halimah memasuki
dunia politik pada tahun 2001 saat dia terpilih sebagai anggota parlemen untuk
Konstituensi Perwakilan Jurong Group (GRC).
Pada pemilu 2015, Halimah adalah
satu-satunya calon minoritas untuk PAP.
Perempuan ini dikenal aktif berkampanye melawan kelompok Islam
radikal. Ia kerap mengecam kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
“Saya
berjanji untuk melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk melayani
masyarakat Singapura dan itu tidak berubah, apakah ada pemilihan atau tidak ada
pemilihan.
Semangat dan komitmen saya untuk melayani rakyat Singapura tetap
sama. Saya tetap berkomitmen penuh untuk melayani Singapura dan Singapura,”
tegas wanita berusia 63 tahun itu sebagaimana Channel News Asia melaporkan.
Halimah Yacob
menginginkan semua warga Singapura bekerjasama dengannya.
“Salah satu fokus dan fungsi utama presiden terpilih adalah
bertindak sebagai kekuatan pemersatu.
Tentunya ada pekerjaan yang harus saya
lakukan, tapi yang terpenting adalah saya ingin warga Singapura bekerjasama
dengan saya. Presiden mewakili seluruh ras, agama, dan komunitas di Singapura,”
ujar mantan Ketua DPR Singapura itu.
Komentar dan Harapan
Nizam bin
Mohd, Imam Eksklusif masjid Hjh. Fatimah Singapura saat dihubungi Mi’raj
News Agency (MINA), Selasa (12/9) sore mengatakan, rata-rata
rakyat Singapura memang sudah menyangka bahwa Halimah akan menang. Ini
dikarenakan pengalaman Halimah dalam jawatan-jawatan penting kerajaan.
“Orangnya
sangat rendah diri dan tidak tinggal di rumah besar kayak gedung walaupun
jawatannya tinggi. Beliau masih menetap di rumah flat HDB bersama keluarganya.
Masyarakat di kawasan yang beliau wakili, semua bangsa dan agama sangat
menyayangi dan menghormati beliau,” ujar Nizam.
Nizam
menambahkan, ada satu cerita tentang Halimah dari seseorang yang bikin ia
merinding.
Pernah terjadi satu kematian seorang Muslim di kawasan beliau.
Halimah hadir, dan tidak seperti kebiasaan VIP lain yang hadir dimana hanya
untuk ucap takziah dan beri sumbangan, tetapi perkara pertama yang diminta
ialah kitab Yasin untuk beliau duduk dan bacakan untuk jenazah.
“Singapura
akan mendapat sentuhan Lambang Negara yang berjiwa rakyat. Saya mengenali
suaminya yang juga seorang yang berjiwa rakyat,” terang Nizam.
Hingga kini,
sudah tujuh figur yang pernah menjabat sebagai Presiden Singapura. Mereka
adalah Yusof Ishak (1965-1970), Benjamin Sheares (1971-1981), C. V. Devan Nair
(1981-1985), Wee Kim Wee (1985-1993), Ong Teng Cheong (1993-1999), Sellapan
Ramanathan (1999-2011), dan Tony Tan Keng Yam (2011-2017). (sumber:mirajnews.com)