Foto Ilustrasi |
RASA takut bisa membawa seseorang kepada
perbuatan berbohong. Mengapa demikian? Karena, salah satu hal yang paling sulit
dilakukan manusia adalah ‘jujur kepada orang yang di takuti’. Seperti kata Ali
bin Abi Thalib :
“Amalan
perbuatan yang sungguh paling berat ada empat, yaitu : Memberi maaf disaat
marah, berbuat baik dikala susah, berbuat ta’at dikala sendiri, berkata benar
(jujur) terhadap orang yang ditakuti atau diharapkan jasanya”
Rasa takut
biasanya muncul dari pengalaman buruk berinteraksi dengan seseorang. Hal buruk
pernah terjadi di masalalu membuat kita takut akan terulang kembali jika kita
jujur. Oleh karenanya, banyak sekali orang berbohong dengan alasan ini.
Padahal,
sekali berbohong, orang akan menganggap kita selalu berbohong bahkan kita berada di posisi sulit di percaya kembali. Entah mengapa, rasanya
semboyan ini disetujui semua orang. Termasuk diri kita juga, jika ada yang
pernah berbohong pada kita, di masa yang akan datang kita sulit untuk
mempercayainya. Walaupun mungkin dia sudah berubah. Kita tidak tau dia berubah,
yang kita tahu, dia pernah berbohong. Titik.
Jika dilihat
dari konteks ini, berbohong sebenarnya merugikan diri sendiri bukan?
“Sesungguhnya
yang mengadakan kebohongan ialah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat
Allah dan mereka adalah orang yang pendusta.”
(Q.S An-Nahl
105)
Berbohong
mungkin akan menyelamatkan kita sesaat. Tetapi akan mendatangkan keburukan di
kemudian hari. Ketika orang lain mengetahui kebenarannya, saat itulah aib kita
telah terbongkar.
Kebanyakan manusia takut pada atasan, takut pada bos dan lain sebagainya, tapi pernahkah kita berfikir? siapa yang pantas untuk kita takuti.
Bukankah
kita percaya bahwa hanya Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia?
Mengapa kita
takut?
Mengapa kita
tidak berlindung kepada yang maha membolak-balikkan hati?
Berjuanglah
untuk jujur, meski akan ada beribu kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Yakinlah, kejujuran akan mendatangkan kebaikan. Sedangkan kebohongan hanya akan
mendatangkan keburukan bagi kita. Wallahu’alam.[Nur Halimah]*Dhi