Oleh: Kofifah Indar Parawangsa
Mengapa Islam mengajarkan kewajiban membayar zakat fitrah
sebelum mengakhiri puasa sebulan penuh? Salah satu makna yang terkandung adalah
puasa kita 'tidak akan diterima' oleh Allah SWT tanpa kita melunaskan salah
satu kewajiban untuk berbagi kepada sesama, tanpa kemauan untuk menyisihkan apa
yang kita miliki untuk kita bagikan kepada sesama.
Puasa Ramadhan sangat erat hubungannya dengan kepedulian sosial.
Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya meningkatkan amalan shalat malamnya pada
bulan suci ini sekaligus memberi teladan untuk berbagi.
Secara esensial berpuasa Ramadhan adalah mengendalikan diri dan
meningkatkan tradisi berbagi dan terbinanya kepedulian
sosial. Dalam ajaran Islam dikenal bahwa salah satu nama yang lekat dengan
bulan Ramadhan adalah syahrul Jud, yaitu bulan memberi, selain dikenal sebagai
syahrul Muwassah, yaitu bulan bermurah tangan dan bulan memberikan pertolongan
kepada yang membutuhkan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada bulan Ramadhan ini, Allah
SWT memberi kesempatan kepada kaum Muslimin untuk meningkatkan solidaritas
sosial, memberikan bantuan kepada mereka yang lebih membutuhkan secara
sukarela, yang dilandasi oleh ketakwaan dan diwujudkan dengan nilai
kemanusiaan tanpa pamrih. Ramadhan bisa menciptakan kultur gotong royong dan
keceriaan dalam berbagi. Ramadhan adalah tarbiyah untuk bersedekah, sekolah
yang efektif untuk menyapa mereka yang kurang beruntung.
Semangat Ramadhan bisa meningkatkan virus positif filantropisme,
yaitu semangat atau kesadaran mendekati Sang Pencipta dengan jalan memberi,
mencintai orang papa, dan membantu sesama. Ajaran berpuasa dapat berhubungan
kuat dengan pesan moral untuk berbahagia dalam membantu sesama atau happy to
help others. Ramadhan adalah kawah candradimuka untuk meningkatkan rasa yang
berkaitan dengan kata giving, loving, and caring; memberi, mencintai, dan
peduli.
Jadi, menurut hemat saya, makna puasa Ramadhan lebih jelas
impact-nya kalau kita merasa ada semacam kebahagiaan tersendiri ketika dapat
membantu. Sebagaimana ajaran Islam dan agama-agama sebelumnya, hakikat membantu
orang lain itu sesungguhnya membantu diri sendiri untuk bahagia. Banyak
testimoni yang datang dari kalangan orang kaya papan atas, yang mengatakan
hidupnya seakan benar-benar merasa bahagia setelah mereka bisa membantu sesama.
Bagi saya, bulan Ramadhan sangat erat dengan visi dan misi serta
amanat kami dalam memimpin Kementerian Sosial. Kami diamanati oleh pemerintah
untuk menjadikan semua bulan laksana bulan Ramadhan.
Sebagaimana Undang-Undang
11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial mengamanatkan kami untuk menangani
berbagai masalah sosial masyarakat yang makin dinamis dan variatif, bahkan
masalah-masalah tersebut secara kualitatif dan kuantitatif cenderung mendalam
dan meluas spektrumnya di seluruh Indonesia.
Kami mencatat di setiap bulan Ramadhan, kesukacitaan masyarakat
untuk membantu dan memperhatikan mereka yang membutuhkan pertolongan serasa
meningkat di berbagai kalangan. Orang-orang kaya menyisihkan sebagian hartanya
untuk mereka yang membutuhkan. Tampak jelas nyata bahwa Ramadhan ikut
meningkatkan kepedulian sosial.
Semoga melalui bulan Ramadhan, kita bisa meningkatkan gerakan
peduli sesama demi kemanusiaan; membantu mereka yang mempunyai keterbatasan dan
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan asasinya, seperti halnya apabila terdapat
bencana atau kerawanan. Hanya dengan itulah manisnya bulan suci Ramadhan terasa
jelas di bumi ini.
Sumber : [Republika.co.id]
Baca Juga :