DISETIAP
jenjang pertambahan usia, selalu ada kenangan tersendiri tentang hadirnya bulan
Ramadhan yaitu bulan yang penuh dengan berkah dan ampunan. Melaksanakan tugas
menjadi seorang mahasiswa itu banyak menggoreskan catatan beragam cerita
tentang Ramadhan.
Untuk pertama kalinya,
menikmati sahur dan berbuka puasa jauh dari keluarga, hanya bisa
menikmatinya bersama teman-teman kuliah.
Hidup mandiri memang
dituntut bagi seorang mahasiswa, termasuk dalam hal menyiapkan makanan untuk
sahur dan berbuka puasa. Salah satu ritual khusus usai buka puasa dan shalat
Tarawih adalah mencari menu untuk sahur. Saya tergolong orang yang praktis dan
tidak suka repot.
Itu sebabnya, saya
tidak suka menghangatkan makanan untuk sahur. Sebagai solusinya, saya
menempatkan bungkusan nasi untuk sahur di atas lampu belajar semalaman, agar
makanannya tetap hangat.
Nasi kuning, menjadi
salah satu menu berbuka puasa bersama di masjid.
Ramadhan, di setiap
tahun yang dijalani selalu meninggalkan berbagai cerita yang manis maupun
pahit. Tahun-tahun terakhir ini, lebih senang mampir ke sebuah masjid untuk
berbuka dan shalat Tarawih, seusai pulang kuliah.
Pada saat menjelang
berbuka puasa, Zahara hanya membawa sebungkus kurma dan kue-kue untuk takjil
para jamaah masjid. Sebagai gantinya, dirinya menerima sekotak nasi kuning
untuk berbuka. Ada rasa bahagia saat menikmati buka bersama di masjid kecil di
dekat Asrama.
Mengapa harus di
mesjid? “Saya merasa cukup nyaman di masjid tersebut. Saya sudah mengenal
sebagian jamaah wanita di sana. Sehingga, saat datang ke masjid kami bisa
saling bertegur sapa serta duduk menunggu azan Maghrib sambil berbagi cerita.” Pungkas
Zahara.
"Wah, ini anak
gadisku datang...." begitu biasanya sambutan dari ibu-ibu di masjid tempat
saya berbuka puasa. Saya merasa senang mendengar sapaan seperti itu.
Saya bahagia setiap
bertemu bulan Ramadhan, dapat menikmati beragam kekhasan di bulan ini. Masjid-masjid
ramai dipenuhi dengan jamaah shalat Maghrib hingga Tarawih.
Saya sering berharap,
Seandainya saja sebelas bulan kemudian bermacam kegiatan dan kebiasaan di bulan
Ramadhan tetap dijalankan, alangkah damainya dunia ini.
Masjid-masjid tetap dikunjungi banyak jamaah,
makanan dan minuman selalu ada setiap sore di masjid. Insya Allah, para
fakir-miskin semestinya tak perlu ada yang kelaparan di sepanjang tahun.
Penulis, Zahara (Mahasiswi Manajemen Dakwah UIN Ar-Raniry)
Kirim Juga kenangan kecil terindah mu saat malam-malam Ramadhan? di wasathamedia@gmail.com