Foto Google
KITA tentu sering mendengar kata
"sabar". Dalam istilah umum kata sabar sering diartikan sebagai
sikap menahan emosi atau amarah.
Dalam Islam Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan.
Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya
sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan
dari perbuatan dosa.
Sabar adalah pilar kebahagiaan
seorang hamba, karena dengan kesabaran sesorang akan terjaga dari kemaksiatan,
konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam
cobaan.
Dalam QS Al-baqarah Allah SWT.
Mengatakan “Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.”
Dan Allah juga menjanjikan kedudukan
yang tinggi (di surga) bagi hamba-hambanya yang bersabar.
“Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan
kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka. (QS Al-Furqaan:75).
Dalam islam sendiri sabar dibagi
menjadi tiga macam, Yaitu :
Pertama, Sabar dalam ketaatan. Sabar dalam ketaatan kepada Allah yaitu seseorang bersabar dalam
melakukan ketaatan kepada Allah. Dan perlu diketahui bahwa ketaatan itu adalah
berat dan menyulitkan bagi jiwa seseorang.
Terkadang ketika kita ingin
melakukan sesuatu ibadah kita sering merasa malas dan lelah, contohnya seperti
sholat.
Padahal shalat itu merupakan kewajiban bagi kita umat islam, kita harus mampu mengutamakan sholat kita dibandingkan kepentingan duniawi. Maka dari itu diperlukan kesabaran dalam mengerjakan ibadah ibadah kita.
Padahal shalat itu merupakan kewajiban bagi kita umat islam, kita harus mampu mengutamakan sholat kita dibandingkan kepentingan duniawi. Maka dari itu diperlukan kesabaran dalam mengerjakan ibadah ibadah kita.
Kedua, Sabar dalam menjauhi maksiat. Ingatlah bahwa Allah SWT. Melarang kita dari perbuatan maksiat,
kita sebagai orang mukmin harus bisa menahan diri dari perbuatan-perbuatan
haram seperti berdusta, menipu dalam muamalah, makan harta dengan cara bathil
dengan riba dan semacamnya, berzina, minum minuman keras, mencuri dan berbagai
macam bentuk maksiat lainnya. Untuk menahan diri dari perbuatan dosa tersebut
membutuhkan pemaksaan diri dan menahan diri dari hawa nafsu yang mencekam.
Ketiga, Sabar terhadap takdir Allah. Takdir Allah itu ada dua macam, ada yang menyenangkan dan ada
yang terasa pahit. Untuk takdir Allah yang menyenangkan, maka seseorang
hendaknya bersyukur. Dan syukur termasuk dalam melakukan ketaatan sehingga
butuh juga pada kesabaran dan hal ini termasuk dalam sabar bentuk pertama di
atas.
Sedangkan takdir Allah yang dirasa pahit misalnya seseorang mendapat musibah pada badannya atau kehilangan harta atau kehilangan salah seorang kerabat, maka ini semua butuh pada kesabaran. Dalam menghadapi hal semacam ini, hendaklah seseorang sabar dengan menahan dirinya jangan sampai menampakkan kegelisahan pada lisannya, hatinya, atau anggota badan.
Sedangkan takdir Allah yang dirasa pahit misalnya seseorang mendapat musibah pada badannya atau kehilangan harta atau kehilangan salah seorang kerabat, maka ini semua butuh pada kesabaran. Dalam menghadapi hal semacam ini, hendaklah seseorang sabar dengan menahan dirinya jangan sampai menampakkan kegelisahan pada lisannya, hatinya, atau anggota badan.
Baca Juga:
6 Amalan Ringan Mengantarkan ke Surga
Bergabung Dengan Komunitas Paytren, Klik Di Sini