Foto Google
AROMA
cita rasa nasi uduk yang menggugah selera makan, membuat para pelajar, mahasiswa
pada umumnya menjadikan pagi mereka dengan menyantap makanan sederhana ini sebagai
sarapan, sehingga menjadi Budaya yang memiliki makna nyata.
Nasi
putih yang tercampuri dengan rempah-rempah sederhana membuat kuliner nasi uduk
menjadi suatu pengaruh yang paling istimewa di masyarakat pada umumnya.
Aroma
yang begitu menyengat, menarik perhatian banyak orang mulai dari kalangan
anak-anak sampai dengan orang tua. Semua konsumen boleh mencicipinya, begitulah
realita yang terjadi di Aceh.
Nasi
uduk ini ialah makanan khas di Indonesia, khususnya pulau Sumatera dan Jawa,
pengaruh yang paling signifikan dari nasi uduk adalah terlihat dari bentuk dan
sajian yang berbeda dengan makanan lainnya, lebih unik, simple, dan beragam rempah
terkandung didalamnya.
Nasi
yang juga merupakan warisan budaya makanan dari tanah melayu sehingga tersebar
kedaerah ujung barat dan ujung timur Indonesia.
Asal
muasal pertamanya nasi uduk masuk ke Indonesia adalah melalui perpindahan atau
migrasi para penduduk melayu yang merantau ke pulau Jawa. Seiring berjalannya
waktu mereka mengolah dan menjualnya disana. Dari sanalah terciptannya nasi
uduk, perlahan-lahan menyebar keseluruh penjuru daerah, dan sampai ke Aceh.
Banyak
yang bertanya tentang nasi uduk yang dianggap unik dan menarik sampai-sampai
bisa membuat kepala menunduk, bagaimana nasi uduk itu bisa dikatakan sebagai
makanan khas aceh? dan apakah nasi uduk ini dibuat oleh orang yang berwudhu?
Pertanyaan
itu kerap muncul di berbagai kalangan masyakat aceh pada umumnya. Namun setelah
dilakukan riset data pertanyaan itu terjawab dengan sendirinya. nasi uduk
sangat nikmat dimakan pada waktu pagi hari setelah shalat shubuh dan sebelum
jam kantor ataupun kuliah.
Seperti
halnya di Darussalam, banyak sekali nasi uduk yang siap santap dipinggir jalan untuk dijual kepada Masyakat. Dengan kapasitas dan kualitas
yang berbeda, nama bisa sama tetapi bentuk tetap berbeda.
Dari situlah keluar
jawaban atas pertanyaan yang muncul, kebiasaan masyarakat mengkonsumsi kuliner
ini menjadikan sebagian orang menafsirkan setiap yang berwudhu’ pasti memakan
nasi uduk karena setelah shalat subuh, orang-orang langsung menuju tempat
penjualannya untuk membeli dan menyantapnya.
Berbicara
tentang nasi uduk sama dengan membahas kuliner lainnya. Tetapi yang membuat
menarik dari nasi uduk adalah setiap suap mempunyai makna yang berbeda, terasa
lebih nikmat apabila dicampurkan dengan krenyus-krenyus kerupuk jangek.
Nasi
uduk diolah dengan cara manual dan tradisional tidak perlu menggunakan
teknologi tinggi dan mesin modern, cukup dengan bahan sederhana yang alami
saja. Seperti kuali, kayu bakar, batu setengah besar tiga butir. kemudian
bahan-bahan yang perlu disiapkan nasi atau beras, santan kelapa tua, daun
salam, garam dan ditambah ayam bakar supaya lebih nikmat di makan, untuk bahan
pelengkap dan lauk pauknya sesuai dengan selera. [Kulya Masrul]/Tek
Baca Juga :
Baca Juga :