Foto : Google
SUATU ketika Ibrahim bin Adham, seorang alim yang terkenal zuhud dan
wara’, melewati pasar yang ramai. Selang beberapa saat ia pun dikerumuni banyak
orang yang ingin minta nasehat. Salah seorang di antara mereka bertanya, “Wahai
Guru! Allah telah berjanji dalam kitab-Nya bahwa Dia akan mengabulkan doa
setiap hamba-Nya. Kami telah berdoa setiap hari, siang dan malam, tapi mengapa
sampai saat ini doa kami tidak dikabulkan?”
Ibrahim bin Adham diam sejenak lalu berkata, “Saudara sekalian. Ada
sepuluh hal yang menyebabkan doa kalian tidak dijawab oleh Allah.
Pertama,
kalian mengenal Allah, tapi tidak menunaikan hak-hak-Nya.
Inilah yang seringkali terjadi, tanpa sadar kita selalu mengeluh
dan memohon kepada Allah atas segala beban hidup dan ujian yang dirasakan. Kita
juga sering berdoa kepada Allah agar apa yang menjadi impian kita segera
terwujud. Tapi? Sadarkah kita mengapa doa-doa kita belum dikabulkan? Bagaimana
dengan doa-doa saya dan Anda saudaraku?
Bisa jadi, apa yang dikatakan Ibrahim bin Adham terjadi dan dialami
kaum Muslimin hari ini. Lihatlah
disekitar kita, bisa jadi banyak orang mengaku beragama Islam, tapi dalam
kenyataan sehari-hari seberapa banyak yang menunaikan hak-hak Allah Ta’ala
tersebut? Satu dari sekian banyak hak-hak Allah yang harus ditunaikan seorang
hamba adalah ibadah wajib seperti shalat lima waktu, shaum di bulan Ramadhan,
zakat dan lain sebagainya.
Kedua,
kalian membaca Al-Quran, tapi kalian tidak mau mengamalkan isinya.
Tak heran hari ini orang berlomba-lomba untuk menghafal Al-Quran,
dan ini adalah fenomena yang luar biasa. Tapi yang perlu diperhatikan adalah,
jangan sampai banyak membaca Al-Quran tapi tidak mau mengamalkannya. Atau, jika
mau mengamalkannya tapi hanya yang sesuai dengan seleranya saja. Sementara jika
kandungan Al-Quran itu tidak sesuai dengan hatinya atau perintah yang
memberatkannya, maka ia meninggalkannya.
Inlah hal kedua yang harus diperhatikan oleh setiap Muslim agar
bisa menempatkan seseorang sesuai bidangnya. Tujuannya, agar kesejahteraan dan
kebahagiaan bisa dirasakan oleh setiap orang.
Ketiga,
kalian mengakui bahwa iblis adalah musuh yang sangat nyata, tapi dengan suka
hati kalian mengikuti jejak dan perintahnya.
Betapa banyak hari ini orang
yang mengakui bahwa iblis adalah musuhya. Tapi ucapan lisan tidaklah sejiwa
dengan hati dan pengamalannya. Hari ini, mungkin tidak pernah ada orang yang
mau disebut sebagai iblis. Tapi kenyataannya,
betapa banyak orang yang prilakunya seperti iblis; mencuri, korupsi,
memperkosa, minum-minuman keras dan sederet prilaku bejat lainnya. Jadi, banyak
manusia yang membenci iblis, tapi sayang ia tidak menyadari akhlaknya justeru
lebih sadis dari iblis.
Keempat, kalian
mengaku mencintai Rasulullah, tetapi kalian suka meninggalkan ajaran dan
sunnahnya.
Itulah manusia, bangga mengaku umat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, tapi seringkali dengan sadar atau tanpa sadar meninggalkan ajaran dan
sunnah-sunnah Nabinya. Lihatlah hari ini disekitar kita, ketika ada sekelompok
orang yang berusaha menghidupkan sunnah, maka tak sedikit orang menghujatnya.
Sebaliknya, orang-orang yang hidup jauh dari pengamalan sunnah
Nabinya, justeru dielu-elukan, disanjung bahkan diikuti setiap perintahnya.
Jika sudah begitu, bagaimana mungkin Allah akan mengabulkan doa seorang hamba
yang jauh dari sunnah Nabi-Nya.
Kelima, kalian sangat menginginkan surga, tapi kalian
tak pernah melakukan amalan ahli surga.
Dengan kata lain, semua umat Islam masuk surga,
kecuali yang enggan. Seperti sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dari
sahabat Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu , bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali
orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya,
siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah ? Beliau bersabda, “Barangsiapa
mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang
yang enggan masuk surga.” (HR.
Bukhari)
Keenam, kalian
takut dimasukkan ke dalam neraka, tapi kalian dengan senangnya sibuk dengan
perbuatan ahli neraka.
Ada orang yang sepertinya
mengamalkan amalan surga, tapi sebenarnya dia telah mengamalkan amalan ahli
neraka. Sebaliknya, ada orang yang terlihat seolah mengamalkan amalan neraka,
tapi hakikatnya dia telah melakukan amalan menuju surga.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Maka demi Allah yang tiada Ilah selain-Nya, ada
seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada
jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh
ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka.
Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi
jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului
oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk
surga.” (Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Bad’ul
Khalq)
Ketujuh,
kalian mengaku bahwa kematian pasti datang, tapi tidak pernah mempersiapkan
bekal untuk menghadapinya.
Salah satu ciri orang yang cerdas adalah senantiasa banyak
mengingat kematian, sehingga ia sibuk mempersiapkan bekal diri sebaik dan
sebanyak mungkin untuk menuju kehidupan yang hakiki. Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Orang mukmin yang paling utama adalah orang
yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang
paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi
kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya, red).” (HR.
At-Tirmidzi, dan dinyatakan shohih oleh syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam
Irwa’ul Gholiil no.682. Sedangkan di dalam
Silsilatu Al-Ahaadiits Ash-Shohihah no.1384 beliau menilai hadits ini derajatnya
hasan dengan semua jalan periwayatannya).
Kedelapan, kalian
sibuk mencari aib orang lain dan melupakan cacat dan kekurangan kalian sendiri.
Inilah watak asli kebanyakan manusia, mereka
lebih suka mencari dan mengumbar aib orang lain daripada sibuk mengurusi aib
dan dosa dirinya sendiri. Ia bisa melihat dan lebih jeli memandang kesalahan
orang lain, tapi sulit sekali memandang kesalahan pada dirinya. Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasalam bersabda, "
Kesembilan,
setiap hari kalian memakan
rezeki Allah, tapi kalian lupa mensyukuri nikmat-Nya.
Selalu mau menang sendiri dan tidak pernah mau mensyukuri nikmat Allah
adalah bagian dari sifat dan watak dasar manusia. Jika bukan karena rahmat dan
cinta Allah kepadanya, niscaya rasa syukur itu akan tipis sekali dimiliki
manusia. Orang beriman adalah orang yang meyakini dengan sebenarnya bahwa
rahasia untuk menjemput rezeki dari Allah adalah mensyukuri semua nikmat yang
telah diberikan.
Tentang rasa syukur itu, Allah Ta'ala sudah memaklumkan dalam firman-Nya
yang artinya, "...Siapa yang
bersyukur atas nikmat-Ku, maka pasti akan Aku tambah baginya. Dan siapa yang
mengingkari nikmat-Ku, maka azab-Ku sangat pedih." (Qs. Ibrahim: 7)
Itulah janji Allah kepada setiap hamba-Nya.
Kesepuluh,
kalian sering mengantar jenazah ke kubur, tapi tidak pernah menyadari bahwa
kalian akan mengalami hal yang serupa.
Setelah mendengar nasehat itu, orang-orang itu menangis. Dalam kesempatan
lain Ibrahim kelihatan murung lalu menangis, padahal tidak terjadi apa-apa.
Seseorang bertanya kepadanya.
Ibrahim menjawab, “Saya melihat kubur yang akan saya tempati kelak
sangat mengerikan, sedangkan saya belum mendapatkan penangkalnya. Saya melihat
perjalanan di akhirat yang begitu jauh, sementara saya belum punya bekal
apa-apa. Serta saya melihat Allah mengadili semua makhluk di Padang Mahsyar,
sementara saya belum mempunyai alasan yang kuat untuk mempertanggungjawabkan
segala amal perbuatan saya selama hidup di dunia.”
Semoga setiap kita bisa memetik hikmah dari nasihat Ibrahim bin
Adham di atas. Wallahua’lam.
Baca Juga :