BETAPA mulia wanita dalam Islam, semua ranah kehidupannya teratur rapi dalam lembaran syariah Allah dan Nabi-Nya. Banyak sekali hadis-hadis tentang janji Allah Ta’ala melalui lisan Nabi-Nya untuk seorang muslimah yang berusaha menjalani dan mengisi hari-hari kehidupannya di dunia fana ini dengan menjalani ketaatan kepada Rabb dan suaminya. Bahkan dalam sebuah hadis disebutkan seorang muslimah kelak dipersilahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla untuk memilih dari pintu mana saja ia ingin masuk Surga, subhanallah.
Pertanyaannya
saudariku, apakah satu dari sekian banyak wanita muslimah itu adalah Anda yang
kelak akan Allah Ta’ala izinkan untuk memilih salah satu pintu Surga mana saja
yang akan kau masuki? Jika Anda ingin demikian (masuk dari pintu Surga mana
saja yang dipilih), maka perhatikanlah nasihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam berikut, lalu bertekatlah untuk mengamalkannya dengan penuh
keikhlasan.
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Jika
seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di
bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada
suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu
manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad; shahih).
Berikut
penjelasan singkat tentang hadis di atas.
Pertama, Menjaga Salat Lima Waktu
Inilah
kriteria pertama wanita yang kelak bisa masuk Surga dari pintu manapun. Setelah
ia beriman kepada Allah, lalu ia menjaga salat lima waktu. Artinya ia selalu
mengerjakan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Subuh. Tidak pernah
meninggalkan salat-salat tersebut kecuali di saat-saat diharamkan salat,
seperti saat haidh dan nifas. Ia tidak malas mengerjakannya, juga tidak
menunda-nunda waktu untuk mengerjakannya.
Shalat adalah
hal terpenting dalam kehidupan seorang Muslim termasuk muslimah. Salat adalah
barometer amal-amal lainnya.
“Amal yang
akan dihisab pertama kali dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat.
Jika baik shalatnya, baik pula seluruh amalnya. Jika buruk shalatnya, buruk
pula seluruh amalnya.” (HR.
Tirmidzi).
Jadi, jaga shalat
dengan mengerjakannya sebaik mungkin dan usahakan agar senantiasa tepat waktu.
Kedua, Berpuasa di Bulan Ramadhan
Inilah
kriterria kedua wanita bisa masuk Surga dari pintu manapun adalah puasa
Ramadhan. Ia berpuasa atas landasan ilmu, bukan asal-asalan. Ia berpuasa penuh
di bulan yang mulia itu, kecuali pada hari-hari ia berhalangan dan diharamkan
berpuasa. Maka saat ia terhalang haid, ia menggantinya di bulan lain selain
Ramadhan. Saat ia udzur karena sakit, ia menggantinya di hari lain. Sedangkan
saat ia telah tua dan tidak mampu berpuasa, ia pun membayar fidyah sebagai
gantinya.
Sesungguhnya,
Surga disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
“Sesungguhnya
bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan
di sisi Rabbnya.” (Qs. Al
Qalam : 34)
Sedangkan
puasa Ramadhan, tujuannya adalah membentuk insan yang bertakwa.
“Wahai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi bertaqwa.” (Qs. Al Baqarah : 183)
Ketiga, Menjauhi Zina
Kriteria
ketiga wanita bisa masuk Surga dari pintu manapun adalah menjaga kemaluannya
dari zina. Artinya, bukah hanya ia tidak berzina, tetapi ia juga menjauhi zina
sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.
“Dan janganlah
kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan
jalan yang buruk.” (Qs.Al
Isra’ : 32)
Wanita yang
ingin masuk Surga dari pintu manapun, ia tidak pernah berzina, ia tidak pernah
selingkuh, ia menjaga tata pergaulannya sesuai aturan Islam, hingga terjagalah
dirinya dari khalwat-ikhtilat dan hal-hal lain yang mendekati dan dapat
mengantarkan menuju zina. Kehormatannya hanya ia persembahkan untuk suaminya.
Ia benar-benar menjaga pandangannya dari lelaki yang bukan mahromnya.
Keempat, Taat kepada Suami
Kriteria
keempat wanita bisa masuk Surga dari pintu manapun adalah, ia mentaati suaminya
dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat. Bagi seorang muslimah,
setelah ia menikah, maka orang pertama yang berhak ia taati adalah suaminya.
Bahkan melebihi ketaatan kepada orangtua. Khususnya ketika suaminya sejalan
dengan aturan syariat Allah Ta’ala.
Tentu saja
untuk mengamalkan keempat kriteria di atas bagi seorang muslimah tidak semudah
memutar jarum jam. Ada niat yang kuat untuk menata pikiran, lisan, hati dan
prilaku disana. Ada semangat yang membara untuk terus menambah pengetahuan
tentang syariat Allah dan Nabi-Nya. Ada usaha maksimal dan kesadaran mendalam
serta penghayatan yang lurus tentang apa tujuan hidup di dunia ini sebenarnya.
Semoga Allah
Ta’ala memudahkan setiap wanita Islam untuk masuk ke Surga-Nya kelak dari pintu
mana saja yang ia senangi, wallahua’lam.
[Oleh Bahron Ansori (Pemerhati Sosial Agama, menetap di Majalengka)]
Baca Juga :
Baca Juga :