(Foto: Khaira Auliani) |
Jika Anda penikmat kuliner Aceh, belum lengkap rasanya jika belum mencoba kuliner yang satu ini. Nasi iteek kuntilanak, begitulah orang-orang menyebutnya. Dari nama saja sudah membuat jantung berdebar dan penasaran.
Terletak di Desa Turam, Kecamatan Peukan Biluy Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Butuh waktu 45 menit dari Kota Banda Aceh menuju tempat tersebut. Wajar saja dinamai Nasi iteek kuntilanak karena tempatnya yang jauh dari keramaian, gelap tanpa penerang, jalanannya sempit dan berliku serta ditumbuhi semak belukar di sekitarnya.
"Asal nama nasi iteek kuntilanak ini bukan saya yang kasih, melainkan pelanggan dari kalangan mahasiswa itu sendiri yang memberi namanya,” kata pemilik rumah makan nasi iteek kuntilanak, Muhammad Nasir (53) atau akrap disapa Ayah.
Berbeda
dengan warung nasi biasanya yang menyediakan meja dan kursi duduk. Di rumah makan nasi iteek kuntilanak tidak ditemui kursi dan meja, melainkan makan di atas lantai yang beralaskan tikar layaknya tamu.
“Saya menganggap
pelanggan saya itu adalah tamu, maka dari itulah saya menghidangkan makanan
untuk mereka layaknya saya menghidangkan untuk tamu saya," ujar Nasir.
Selain namanya yang unik, proses
pembuatan nasi iteek kuntilanak itu pun terbilang sangat tradisional. Ayah (sapaan untuk Nasir) memasaknya dengan tungku kayu, dan bumbu yang digunakannya pun ditumbuk dengan
leusong (semacam tempat penghalus yang terbuat dari kayu).
Tidak heran bila masyarakat memburu nasi iteek kuntilanak. Selain enak, harganya sangat terjangkau. Untuk menikmati nasi bebek kuntilanak tak perlu merogoh kocek yang dalam, cukup menyiapkan Rp. 12.000 per porsinya, Anda sudah bisa menikmati sensasi cita rasa nasi iteek kuntilanak bersama sahabat, keluarga atau orang-orang penting lainnya.
Nasi iteek kuntilanak hanya dibuka pada malam hari saja, mulai pukul 19:30 hingga 04:00 wib. Rumah makan tersebut menghabiskan 10 ekor bebek
kampung dan sekitar 6 bambu nasi setiap malamnya.[Khaira Auliani]/Ron