FOTO: wasatha.com/Vera
ACEH memang mempunyai
banyak keunikan, tidak hanya dari segi adat dan kebudayaan, sejarah, tempat
wisata, namun makanan khas juga dimiliki oleh provinsi Aceh.
Salah satunya ialah Mie Aceh, jika anda datang kewilayah ini tidak lengkap rasanya tanpa mencicipi Mi Aceh. Begitu mudah mendapatkan Mie Aceh di Serambi Mekkah.
Salah satunya ialah Mie Aceh, jika anda datang kewilayah ini tidak lengkap rasanya tanpa mencicipi Mi Aceh. Begitu mudah mendapatkan Mie Aceh di Serambi Mekkah.
Namun salah satunya yang paling
terkenal dan membuat para pendatang terkesan ialah Mie Razali.
Mi Razali sering disebut oleh Masyarakat sebagai “The Master” mie dikawasan Banda Aceh.
Mi Razali sering disebut oleh Masyarakat sebagai “The Master” mie dikawasan Banda Aceh.
Mi Razali terletak ditegah Kota Banda
Aceh, di jalan T. Panglima Polem, Peunayong. Para pengunjung berasal dari berbagai
kalangan.
Tidak hanya warga lokal saja tetapi juga dari daerah lain, termasuk dari luar negeri dan dari jajaran menteri hingga presiden RI tak terkecuai dengan Joko Widodo juga sudah mencicipi Mie Razali ini.
Tidak hanya warga lokal saja tetapi juga dari daerah lain, termasuk dari luar negeri dan dari jajaran menteri hingga presiden RI tak terkecuai dengan Joko Widodo juga sudah mencicipi Mie Razali ini.
Mi Razali sudah berdiri sejak tahun
1963. Nama Mie Razali ini dari sosok Razali, ialah ayah Fadil yang Almarhum
pada 2007 lalu.
Menurut Fadil, ayahnya sudah berjualan mie sejak 1960. Mulanya ia merantau dari kampungnya di Mila, Pidie ke Banda
Aceh.
Di Ibu Kota ini ia berjualan di gerobak, berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain. Lambat laun usahanya sukses, hingga Razali mampu menyewa warung dan menamai warungnya itu dengan nama Mie Razali.
Di Ibu Kota ini ia berjualan di gerobak, berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain. Lambat laun usahanya sukses, hingga Razali mampu menyewa warung dan menamai warungnya itu dengan nama Mie Razali.
Sejak 2005 lalu, Mi Razali sudah
mendapat hak dari Departemen Hukum dan HAM. Kini ia sudah memiliki cabang
dijalan Soekarno Hatta, Lampuenurut, Aceh Besar dan Takengon.
Saudara kandungnya Nazar, yang memantau di cabang-cabang tersebut.
Saudara kandungnya Nazar, yang memantau di cabang-cabang tersebut.
“Kami menuruskan warisan ayah dan cita
rasa tetap kami jaga. Pola tradisional tetap harus dipertahankan,” ujar
Fadil.
Mie Razali sama seperti mi Aceh
lainnya. Namun penjual mi lain membeli bahan-bahannya di pasaran, berbeda
halnya dengan Mie Razali, untuk menjaga citra rasa dan segala bumbu miw dibuat
sendiri.
“Yang khas disini cita rasanya selalu
terjaga.” Kami membuat sendiri tanpa ada pengawet kata Muhammad Fadil pengelola
warung Mie Razali.
Dalam satu porsi, Mie Razali ini
memiliki beragam rasa, seperti manis, asam, dan asin. Bumbunya diracik dengan
berbahan cabai merah bermutu tinggi, bawang putih, kemiri, ketumbar,merica,
jahe, dan rempah-rempah lainnya yang kemudian digiling halus sehingga berwarna
merah.
Cara mengolahnya, cukup sediakan empat
ratus gram mie kuning, 750 mililiter kaldu sapi, 150 gram udang, 150 gram
daging sapi potong dadu, satu buah tomat potong dadu, empat bawang putih iris
tipis, satu sendok teh cuka, dua sendok makan kecap manis, satu batang daun
bawang iris halus, satu sendok makan seledri iris halus, dua sendok teh garam,
dan tiga sendok teh minyak goreng.
Bahan dasar cukup mudah didapatkan
dipasaran ini kemudian digiling, disisir, direbus, dan dilumasi dengan minyak
malinda. Sehingga menjadikan bentuk mie menjadi kenyal berwarna kuning.
Proses memasak mie Aceh cukup
sederhana. Irisan bawang bombai, tomat, kol, dan tauge ditumis dengan minyak.
Kemudian tambahkan air secukupnya jika ingin membuat mie Aceh rebus, air
dilebihi sedikit dari takaran. Dan jika ingin menambahkan undang, kepiting,
cumi-cumi, atau telur, inilah saatnya campuran dilakukan.
Setelah mendidih, aromanya akan membuat
ngiler. Kemudian masukkan mie dengan disertai garam, kecap, dan penyedap rasa
secukupnya. Untuk menambah aroma wangi, taburi irisan seledri, serai, dan daun
bawang bombai.
Untuk proses pematangan, diamkan sejenak. Setelah itu mie diangkat keatas piring. Untuk menambah cita rasanya, biasanya mie taburi dengan emping melinjo, kacang goreng, dan bawang goreng. Proses memasak ini hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Dan mi Razali pun siap untuk dicicipi.
Untuk proses pematangan, diamkan sejenak. Setelah itu mie diangkat keatas piring. Untuk menambah cita rasanya, biasanya mie taburi dengan emping melinjo, kacang goreng, dan bawang goreng. Proses memasak ini hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Dan mi Razali pun siap untuk dicicipi.
Warung mi Razali buka dari pukul 09.00
WIB hingga 24.00 WIB ini pun memiliki beragam jenis mi Aceh, seperti mie
rebus, mi goreng (agak kering), dan mi goreng basah (tumis). Masing-masing
jenis punya cita rasa tersendiri.
Sebagai pelengkap juga disediakan
udang,kepiting, dan cumi-cumi. Pelengkap ini akan dimasukan tergantung pesanan.
Dan ini memengaruhi harga makanan.
Jika harga mi biasanya Rp.8000 perporsi, maka ketika ditambah salah satu diantara makanan laut, harganya bisa mencapai Rp 18.000 perporsi.
Jika harga mi biasanya Rp.8000 perporsi, maka ketika ditambah salah satu diantara makanan laut, harganya bisa mencapai Rp 18.000 perporsi.
Mi Aceh memang terpapuler tetapi,
tidak ada yang tahu persis bagaimana asal usulnya. Dalam buku-buku sejarah
Aceh, tidak ditemukan awal mulanya mi Aceh.
Meski demikian, konon mie Aceh berasal dari China. Bumbu mie Aceh berasal dari campuran bumbu mie China dan india. Aceh dan China sudah memiliki hubungan sejarah sejak abad 13 Masehi.
Aceh juga memiliki hubungan yang erat dengan India (Hindu). Mi yang berasal dari China lalu diolah dengan cita rasa Aceh dan jadilah mie Aceh. [Vera Mauliza]/Tek
Baca Juga :
Meski demikian, konon mie Aceh berasal dari China. Bumbu mie Aceh berasal dari campuran bumbu mie China dan india. Aceh dan China sudah memiliki hubungan sejarah sejak abad 13 Masehi.
Aceh juga memiliki hubungan yang erat dengan India (Hindu). Mi yang berasal dari China lalu diolah dengan cita rasa Aceh dan jadilah mie Aceh. [Vera Mauliza]/Tek
Baca Juga :