AKHLAK merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang
sangat penting. Bahkan untuk kepentingan menyempurnakan akhlak menjadi tujuan
utama diutusnya Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia di muka bumi.
Karenanya,
akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah dan
syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak merupakan buah kesempurnaan dari pohon
tersebut setelah akar dan batangnya kuat. Sehingga, tidak mungkin akhlak ini
akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah dan syariah
yang baik.
Demikian antara
lain disampaikan Ustaz Dr H Teuku Chalidin Yacob MA, JP (Pendiri Ashabul Kahfi
Islamic Centre Sydney, Australia) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan
Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu
(17/5/2017) malam.
"Akhlak
ini begitu penting kedudukannya dalam Islam yang beriringan dengan aqidah dan
kualitas iman seorang muslim, bahkan kita dengan mudah bisa menilai keislaman
seseorang hanya dengan akhlaknya, bukan ibadahnya," ujar Ustaz Chalidin
Yacob.
Ia
mengungkapkan, selama ini sering kita melihat seseorang muslim yang
kelihatannya ibadahnya sangat rajin, namun kadang akhlaknya kurang. Padahal
dalam Islam hubungan baik bukan cuma terhadap Allah (Hablum minallah), namun
juga terhadap manusia (Hablum minannas).
Tak jarang ada
juga orang alim/berilmu yang kurang ramah dan baik sesamanya. Juga
ada muslim yang kelihatanya “saleh” namun perkataannya, kerap menyakitkan hati
dan perasaan orang lain. Bagaimana akhlak terhadap sesama, pada orangtua dan
yang lebih muda, bahkan terhadap lingkungan, menunjukkan kualitas muslim.
Padahal Nabi
Muhammad SAW menyatakan bahwa tujuan beliau diutus adalah untuk menyempurnakan
akhlaq manusia. Artinya jika akhlaq seseorang buruk, maka dia bukanlah orang
yang saleh meski terlihat rajin shalat, puasa, zakat, haji, dan bebagai ibadah
lainnya.
Ketua Dunia
Melayu Dunia Islam (DMDI) Australia ini menyebutkan, seperti yang terlihat di
Australia, orang luar Islam itu tertarik pada Islam bukan karena kealiman orang
Islam sendiri, juga bukan pandai berceramah menyampaikan Islam secara lisan,
atau rajin beribadah
Tapi karena
akhlak atau dakwah bil hal yang diperlihatkan dalam kehidupan sehari-hari yang
menarik perhatian orang di luar Islam. Sehingga akhlak dan adab muslim terhadap
sesamanya ini adalah menjadi penentu kemajuan dan kebangkitan Islam saat ini
Australia dan juga di negara-eropa.
"Saya
hanya ingin mengingatkan kita semua, jangan sampai gara-gara tingkah laku
sehari-hari dan akhlak buruk kita muslim, menyebabkan orang di luar menjadi
benci pada Islam, karena melihat ajaran Islam pada perilaku muslim. Kita harus
bertanggungjawab menjaga ajaran Islam yang positif di
mata orang lain dengan memperlihatkan akhlak yang baik," terangnya.
Imam Masjid
Sydney, Australia ini menegaskan, jangan sampai akhlak umat Islam dalam
kehidupannya menjadi contoh buruk agama Islam dalam pendangan orang lain.
Setiap muslim itu harus menjadi iklan atau reklame dari ajaran agamya.
"Kita
menilai seseorang itu baik atau tidak pada akhlaknya. Bukan ibadahnya. Kita
tidak tahu shalat dan puasanya seorang muslim itu sah atau tidak, diterima atau
tidak oleh Allah. Tapi kalau akhlak yang baik bisa kita tahu dan dapat kita
lihat sehari-hari," ungkapnya.
Ini juga
menjadi tantangan dakwah Islam sekarang ini seperti nilai-nilai akhlak dan
keikhlasan yang berkurang. Sukses dakwah kita sangat tergantung pada akhlak dan
keikhlasan.
Apa yang
dilakukan pemimpin Islam juga masih bermasalah dengan keikhlasan, seperti kita
lihat tingkah laku pemimpin-pemimpin partai Islam.
"Mereka
itu bisa kompak ketika membela dan mendukung penista agama, tapi malah ribut
dan pecah kalau sudah berbicara kepentingan agama,
bahkan kerap mencaci maki ulama," tegasnya.
Baca Juga :