foto : wasatha/google photo |
SEBAGAI makhluk yang
hidup di dunia, sudah seharusnya sadar diri bahwa waktu yang kita miliki adalah
milik Allah. Bahkan waktu yang diberikan hingga sekarang terasa begitu cepat
berjalan. Tiba pagi hari, seakan malam begitu cepat menyapa, tidak lama
kemudian pagi baru telah menyapa kembali.
Benar apabila dikatakan
bahwa waktu itu ibarat anak panah, apabila anak panah dilepaskan maka ia akan
langsung melesat kesasarannya. Benar apabila dikatakan waktu itu kejam bagi
orang-orang yang melalaikan waktu, karena waktu tidak pernah berjalan mundur
atau kembali kewaktu sebelumnya.
Sehingga bagi orang yang menyesal akan semakin
menyesal, apabila ada hal yang belum ia selesaikan.
Berdasarkan hal ini,
Islam sangat jelas mengajarkan bagaimana cara untuk memanjemen waktu dengan
baik. Islam juga sangat jelas mengingatkan betapa pentingnya seseorang itu
memanjemen waktu. Semua itu telah tertuang dalam Al-Quran, bahkan Rasulullah
telah menjadi contoh terbaik dalam manajemen waktu.
Tercatat sebuah hadits
Rasulullah yang mengatakan bahwa :
“Tidak tergelincir dua
kaki seseorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah SWT menanyakan empat hal :
umurnya untuk apa selama hidupnya dihabiskan ; waktu mudanya digunakan untuk
apa saja ; hartanya dari mana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskan :
ilmunya apakah diamalkan atau tidak.” (HR. Tirmidzi)
Dari hadits diatas dapat diambil alasan mengapa
memanejemen waktu itu penting.
Pertama, Waktu adalah sebenar-benarnya
nikmat yang diberikan oleh Allah. Namun banyak orang
yang terlena akan nikmat itu sendiri, yaitu nikmat kesehatan dan nikmat akan
waktu luang yang dimiliki. ketika sakit menyerang tubuh mereka baru mereka menyesalinya.
Mereka mengahiskan waktu luang yang mereka miliki, hanya dengan hal-hal yang
tidak bermanfaat. ketika waktu mereka sangat terbatas baru mereka berpikir
kemana saja mereka selama ini.
Kedua, Waktu merupakan umur dan kesempatan
yang sangat berharga. Diwaktu muda kesempatan beribadah
dan berkarya masih sangat mudah untuk dilakukan, senantiasa melakukan hal yang
bermanfaat. Tiba saatnya waktu tua menghampiri kesempatan yang dimiliki kian
berkurang, dikarenakan kondisi tubuh yang tidak lagi memadai untuk bergerak
lebih aktif.
Bahkan
untuk berjalan saja sudah harus menggunakan bantuan tongkat atau kursi roda,
apalagi berkarya seperti saat muda sudah sangat terbatasi akan kondisi tubuh
yang cepat lelah.
Namun
sebagai umat muslim, waktu tua bukan halangan untuk semakin giat beribadah.
dikarenakan tidak banyak lagi hal yang dilakukan. Bagi manusia yang lalai akan
umurnya, bahkan hingga waktu ajalnya menjemput dia masih tidak sadar akan itu.
Tiba nyawanya sudah sepenggal dada baru dia menangis meminta diberi kesempatan.
Dengan dua alasan ini dari
Ibnu Abbas Rasulullah juga bersabda :
“Manfaatkan lima hal
sebelum terwujud lima hal. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu; waktu
sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; masa kayamu sebelum sebelum datang masa
kefakiranmu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu; hidupmu sebelum datang
kematianmu.’ (HR. AL Hakim)
Rasulullah juga
mengajarkan kepada kita bagaimana cara memanajemen waktu.
Manajemen pertama,
Rasulullah selalu memakai waktu shalat fardhu sebagai sarana melakukan
musyawarah kebangkitan Islam dengan para sahabatnya. Berkaitan dengan umat
muslim sekarang, contoh tersebut sering diikuti oleh seorang muslim. Misalkan (membuat perkumpulan
setelah sholat sebagai penyambung ukhuwah)
Kedua, Rasulullah tidak
pernah melakukan apapun secara instan. Semua yang dilakukan oleh Rasulullah
memiliki proses yang jelas. Di era globalisasi super mudah ini, seorang muslim
tidak boleh manja dengan kemudahan itu. Sampai lupa bagaimana sebuah proses itu
dilakukan. Seorang muslim harus mampu menggunakan setiap kemudahan untuk
menambah kreatifitas dan produktifitas yang juga bermanfaat bagi mereka.
Manajemen yang ketiga,
Rasulullah tidak pernah menunda-nunda waktu bahkan menyia-nyiakan waktu.
Rasulullah selalu menggunakan waktunya untuk perkembangan agamanya. agar tersebar
keseluruh penjuru negeri, Tidak pernah sekalipun Beliau lengah akan hal itu.
Bahkan tercatat dalam perang uhud sedikit saja Rasulullah lengah, anak panah
musuh menyerempet bahu kiri beliau.
Allah sendiri yang
menciptakan seluruh jagat raya berkali-kali bersumapah dalam Al-Quran.
“Demi waktu dhuha, demi
waktu malam, demi waktu fajar”. Dan sangat jelas mngenai waktu itu sendiri
Allah berfirman yaitu dalam surat Al-‘Ashr :
“Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Melainkan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Jelas tertulis Allah
menyuruh hamba-hambanya untuk senantiasa mempergunakan waktunya dengan baik.
senantiasa beriman kepadanya, mengerjakan amal shaleh, dan saling menasehati
alam kebaikan. jika tidak manusia tersebut, akan merugi dunia dan akhiratnya.
Dimana dia tidak bermanfaat sedikitpun di dunia bahkan di akhirat, api neraka
siap membakarnya.
Dalam sebuah kisah Rasulullah
SAW, juga pernah menasehati sahabatnya yang masih belia kala itu. yaitu Ibnu
Umar yang saat itu baru berumur 12 tahun. Seraya memegang pundak beliau
Rasulullah bersabda :
“Hiduplah engkau di
dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari)
Nasehat sangat jelas
untuk seluruh manusia. Rasulullah SAW memberi pengajaran agar hidup seperti
orang asing, dimana orang asing tidak memiliki tempat untuk berlindung. Sebagai
seorang muslim, hanya amalan yang menjadi pelindung utama, dimana setiap muslim
itu harus senantiasa berlomba-lomba untuk mencari perlindungan tersebut
dikarenakan waktu yang tidak banyak.
Rasulullah juga
mengibaratkan manusia agar hidup layaknya pengembara. dimana seorang
pengemabara itu harus mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi setiap rintangan
yang akan dihadapinya sebelum dia mencapai tujuan. Begitu pula dengan manusia,
dimana dia harus mempersiapkan dirinya atas segala pertanggung jawaban di
akhirat kelak. akan waktu yang telah diberikan selama di dunia kepadanya.
Ali bin Abi Thalib juga
memberi petuah bagi umat Muslim.
“Dunia itu akan pergi
menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tersebut memiliki
anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari
ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab) dan
bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari)
Manusia adalah makhluk
yang fana, dimana ketika Allah berkehendak untuk menjemput ajalnya. maka
manusia itu tidak akan memiliki kesempatan, pun untuk mengatakan “Jangan dulu
Ya Allah ! Aku belum siap untuk mati !.”
Waktu yang diberikan sesingkat
apapun itu, Allah mengharapkan hambayya agar menggunakannya dengan baik. Ketika
waktunya digunakan dengan hal yang bermanfaat, maka akhirat pun menyambut
dengan balasan syurga untuknya.[Rahma Lia ulzana]/zha