Foto:wasatha.com/Rahim
ACEH memang memiliki
berbagai macam koleksi kuliner yang enak dan unik, salah satunya adalah “Bu Prang”.
Di dalam bahasa Aceh “bu” adalah nasi, dan “prang” bermakna perang, jadi “Bu Prang” adalah nasi perang.
Di dalam bahasa Aceh “bu” adalah nasi, dan “prang” bermakna perang, jadi “Bu Prang” adalah nasi perang.
Penamaan kuliner “bu prang” yang “gura”
ini berasal dari zaman perang perlawanan rakyat Aceh terhadap Kolonial Belanda.
Ketika rakyat Aceh bertempur melawan Kolonial Belanda logistik yang satu ini wajib ada menemani rakyat Aceh berperang, mengingat nasi adalah kebutuhan pokok rakyat Aceh.
Ketika rakyat Aceh bertempur melawan Kolonial Belanda logistik yang satu ini wajib ada menemani rakyat Aceh berperang, mengingat nasi adalah kebutuhan pokok rakyat Aceh.
“Bu prang” jika di lihat sekilas hampir
sama dengan nasi gurih lainnya, yaitu di bungkus dengan daun pisang dan di
hidangkan dengan telur bulat, taucho, sambal, kacang panjang tumis, kareng lado
(teri balado), tempe dan lauknya bisa di sesuaikan dengan selera anda seperti
udang, telur dadar, ayam, dan bebek.
Namun, yang membedakan “bu prang” dengan
nasi gurih lainnya adalah proses memasaknya yang menggunakan santan
kental yang telah di campur dengan rempah-rempah Aceh yang khas dan ditanak
bersama daun pisang supaya mengeluarkan aroma yang khas.
Baca Juga: