TAMPAK beberapa lembar kain putih diikat melingkari dua batang pohon berdaun rindang, Pohon itu berdiri kokoh di halaman belakang AAC Dayan Dawood Unsyiah, Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Rupanya setelah kita dekati, dari bawah
pohon tersebut terlihat sebuah Komplek Makam yang didalamnya ada lima buah batu nisan berserakan ditanah yang diselimuti daun-daun yang berguguran.
Batu nisan tersebut merupakan makam para ulama yang menyebarkan Agama Islam di Aceh Besar, yang menjadi bukti otentik sejarah penyebaran Agama Islam terutama di Aceh Besar yang perlu dilestarikan dan dikenang.
Meskipun tak ada rujukan langsung yang menjelaskan Sejarah para Ulama ini, entah karena hilang ditelan masa atau Karena sedikit yang ingin menelitinya. kita sebagai rakyat Ajceh perlu mengetahui indatu para leluhur yang ikut mengibarkan Kalimat Tauhid di Tanah Rencong ini.
Dari
pamplet makam menjelaskan bahwa Ulama-ulama itu adalah H. Acmad Gasturi dari Turki,
1316-1889, Tgk Malem Panyang dari Pelanggahan, 1337-1399, Datok Nafi dari Malaysia, Muda Selanggor dari Selanggor
Malaysia, dan Abu Said dari Tanoh Abee Aceh Besar.
Sementara 3 ulama yang tidak tertera tahunnya kemungkinan besar tak adanya referensi yang mencatat secara jelas sejarah mereka..
Sementara 3 ulama yang tidak tertera tahunnya kemungkinan besar tak adanya referensi yang mencatat secara jelas sejarah mereka..
Jika kita flasback sejenak pada perkembangan Dakwah Islam di Asia Tenggara,bahwa kawasan Asia tenggara khususnya selat malaka, daerah itu dulunya dijadikan sebagai pusat utama lalu lintas pelayaran dan perdagangan yang menghubungkan negeri-negeri barat, timur dan tenggara.
Tidak hanya itu saja wilayah nusantara menjadi titik perhatian, terutama buminya yang kaya dengan rempah rempah sehingga menarik perhatian dari para pedagang-pedangan asing untuk datang, sekaligus menyebarkan agama islam.
Maka dari sini lah dimulai penyebaran Islam masuk ke Nusantara, kata Iskandar pada buku De Hikajat Atjeh pada abad 1 Hijrah atau abad ke -7 Masehi. Para pedagang Muslim dari kalangan Arab,India, bahkan Gujarat telah lama menjalin hubungan dengan pelabuhan Utama Teluk Islam Indonesia-Cina, serta pelabuhan Malaka dan Pulau Jawa. Pelabuhan ini menjadi pusat kegiatan manusia dari berbagai Sektor.
Menurut
Snock Hourgronje, Dengan sikap ramah, sopan santun dan juga lembut dari para
pedagang dalam menyampaikan Ajaran agama
islam dan pemahamannya sesuai dengan latar belakang masyarakat setempat, telah
berhasil menarik perhatian, memikat masyarakat untuk memeluk agama islam, sehingga Islam menjadi
sebuah agama yang Terkenal pada abad ke
9 dan menjadi sebuah Kekuasaan pada abad ke 13 M ,
Namun sebelum penyebaran Agama Islam masuk ke wilayah ini, Agama Hindu Budha sudah diyakinin masyarakat, seperti dikemukan oleh Gavin W Jones menyatakan bahwa menjelang abad ke 8 M Hinduisme Dan Budhaisme telah ada di Pulau Sumatra dan Jawa bahkan telah berdiri Kerajaan Besar yaitu kerajaan Sriwijaya di Palembang Dan Lamuri di Aceh Besar.
Jika Dikaitkan dengan tahun yang tertulis di pemplet makam, para ulama-ulama ini hidup pada abad 13 M, Seperti H. Acmad Gasturi berasal dari turki di tahun 1316-1889 M, Tgk. Malem Panyang dari Pelanggahan di tahun 1337-1399 M. pada masa itu Aceh Besar masih dipimpin Kerajaan Lamuri. Dalam Buku W.P Groeneveldi, Historical Notes On Indonesia And Malaya Compiled Fron Chines Sources Djakarta, Bhrata 1960.
Menurut Iskandar dalam Buku De Hikajat Atjeh, bahwa Kerajaan Lamuri yang terletak didaerah Aceh Besar (Lamreh) berdiri pada abad ke-9 M sekitar 943 M. Kerajaan ini memegang kepercayaan Hindu Budha yang tunduk dibawah pemerintahan Kerajaan Majapahit islam yang diperkirakan menyebar di Lamuri pada abad ke 14 M.
Maka dari referensi sejarah perkembangan dakwah islam di asia tenggara, Makam Ulama-ulama yang menyebarkan Agama Islam Di Aceh Besar itu adalah ulama yang menyebarkan Agama Islam dimasa Kerajaan Lamuri yang mereka adalah para pedagang muslim yang menyebarkan Agama Islam pertama di Nusantara.
Dalam
perjalanan Sejarah ini masih banyak para pejuang khususnya pejuang islam yang telah berjuang mengekspansikan agama
islam di Nusantara yang dapat diceritakan
kembali kepada generasi-generasi Selanjutnya, bahkan, ada yang telah hilang terhapus dimakan waktu, oleh karenanya kita sebagai
generasi muda perlu mengkaji, mengali,
Bahkan membangkitkan kembali sejarah para lelehur indatu negeri ini. Sejarah, sejatinya merupakan peristiwa masa
lalu, yang menjadi Rekaman perjalanan waktu, ibaratkan teropong yang mampu
menembus lorong- lorong masa silam yang mampu mengangkat kembali keping-keping Masa
Kelam dan gemilang. Sejarah akan mampu dikenang, diakui otentiknya ketika
memiliki catatan-catan lengkap Sejarahnya, rekaman jejak-jejak masa lalu yang
dapat dibaca, dipelajari, dan di
buktikan oleh generasi-generasi Berikutnya. Jangan sampai pengaruh kecanggihan
teknologi, kegemilangan kehidupan, dan jauhnya rentang waktu yang terjadi membuat
kita sebagai Generasi Penerus melupakan sejarah yang telah ada. Perlu kita
Ketahui bahwa dengan Mempelajari sejarah,
kita akan dapat lebih menghargai dan Belajar
dari itu semua, dan belajar dari Sejarah
masa lalu juga kita dapat menatap masa depan yang lebih cerah dengan mengambil
Ibrah didalamnya. [Inda Silviana]/Rzk